Beberapa bulan kemudian..
Setelah pengakuan Sang Hyun beberapa
bulan yang lalu itu aku menjadi bingung harus bagaimana. Bodohnya aku yang saat
itu berkata akan membantunya mendekati Hye Rin. Kalau saja saat itu aku tidak
berkata demikian. Seharusnya aku katakana saja kalau Hye Rin sudah menyukai
orang lain. Toh memang begitu kenyataannya, Hye Rin kan memang sedang menyukai teman
sejurusannya. Haish, neo jinjja pabo Eun
Sup-ah
Sekarang aku jadi merasa repot
sendiri. Di satu sisi aku merasa senang karena kini Sang Hyun jadi lebih sering
mengajakku jalan dan sering menghubungiku baik itu lewat sms, chatting, bahkan
ia jadi sering menelponku. Tapi di sisi lain aku juga sedih karena setiap kali
kami jalan bersama atau mengobrol ia pasti menanyakan tentang Hye Rin.
Sejujurnya aku merasa capek dengan
ini semua. Aku merasa capek dengan perasaanku yang tak terbalas. Ditambah lagi
ia sering curhat kepadaku tentang perasaannya. Sang Hyun selalu bercerita bahwa
ia bingung bagaimana mengutarakan perasaannya. Ia juga sering berkata padaku
betapa lucu dan menggemaskannya yeoja yang sedang ia taksir itu.
Terkadang aku merasa heran
sendiri, bagaimana Sang Hyun bisa berpikir begitu. Padahal Sang Hyun jarang
bertemu Hye Rin, jadi dari mana ia tahu kalau tingkah laku Hye Rin lucu dan
menggemaskan. Saat kutanyakan ia menjawab kalau terkadang ia membaca twitterku
saat sedang ngobrol dengan Hye Rin. Memang sih, aku dan Hye Rin sering
berhubungan lewat twitter atau facebook karena kini kami memang jarang sekali
bisa bertemu. Meski jarang bertemu, namun Hye Rin tetap asik diajak fangirling dan menggila bersama membahas
apapun yang menurut kami menarik untuk dibahas. Dan Sang Hyun bilang percakapan
kami yang terkadang nyeleneh itu selalu membuatnya tertawa.
kampus
kedokteran
Pandanganku
menelusuri seluruh isi taman dari ujung hingga keujung, namun sosok yang kucari
tak tampak batang hidungnya. Kemana perginya? Segera kuambil HP dari dalam tas
dan ku tekan angka 5, angka favoritnya. Beberapa saat kemudian terdengar nada
sambung,
“yoboseyo?”angkat
seseorang diseberang
“Hye Rin-ah,,kau
dimanaaaa??”jawabku setengah berteriak
“Astaga…kau pikir
aku tuli?? tak perlu berteriak, dasar pabo!”semprotnya. Aku hanya tertawa
mendengarnya, sahabatku ini memang suka mengomel. Tapi sebenarnya dia sahabat
yang baik dan manis. Karena itu Sang Hyun menyukainya kan?
“Kau kemana
saja?? Aku sudah mengelilingi kampus dan tak melihatmu sama sekali. Kau sudah
berjanji membantuku untuk acara malam ini dan kau malah menghilang seharian.
Jahaaaattttt”
“hhahaha..mian.
Ada tugas yang harus kuselesaikan, aku masih di perpustakan sekarang. Kau
dimana? apa yang harus kubantu?”
“Huh, semuanya
sudah kubereskan sendiri. Kau lanjutkan saja tugasmu”
“Omooo..jangan
ngambek dongggg,,miannn..kau tahu sendiri bagaimana mematikannya tugas2ku”
“Geotjimal!
Sebenarnya kau hanya ingin menghabiskan waktu dengan neo namja kan? Hye Rin-ah..sadarlah
dia sudah memiliki yeochin sekarang”
“Aigooo…jinjja
aniya!! Sudah ku katakan aku tak ada rasa lagi dengannya. Sudahlah, dimana kau sekarang?”
“Hahaha..araso.
Aku ditaman kampusmu. Kau harus sampai disini dalam 5 menit. Kalau tidak, kita
putus”
“Aishh..ige yeoja
jinjja”
“Haahahaha..ppali!,”
dan aku menutup telepon. Jarak dari perpustakaan ke taman ini cukup jauh,
kurasa 10 menit lagi baru ia sampai.
“Ngapain
sendirian disini?” suara seorang namja mengagetkanku. Aku menoleh dan mendapati
Park Sang Hyun telah duduk disampingku. Dan detak jantung langsung berdebar
hanya dengan melihatnya. Sedang apa Sang Hyun disini?
“Aku berjanji
bertemu Hye Rin disini. Kau sendiri? Sedang apa disini?” aku bertanya balik.
“Ada urusan
dengan temanku,” jawabnya singkat.
“Oh..begitu,” ada
sebersit rasa kecewa saat mendengar jawabannya. Aku pikir kini hubungan kami
sudah sangat dekat setelah pengakuannya dulu. Tapi mendengar jawaban Sang Hyun
yang terkesan menutupi urusannya tadi membuatku sadar, ternyata kami tidak
sedekat yang aku kira. Sang Hyun belum sepenuhnya percaya padaku.
“Ahh, kau bisa
datang nanti malam? ” tanyaku, setengah mengundang juga maksudnya.kekeke
“Acaramu nanti
malam? Sepertinya tidak. Aku ada acara..,”
“Yaahh..kok ga
ikut?”
“Mian, aku ada
acara dengan dongsaengku”
“Dongsaeng? nam
ato yeo?”
“Namdongsaeng,
bukan yeo..pastiin aja ada yang rekam. Jadi aku bisa lihat perform mu” Aku
hanya mendengus kecewa mendengarnya. Dan ekspresi kecewaku ternyata tercetak
jelas diwajahku.
“Ah, sepertinya
Hye Rin sudah datang. Aku pergi dulu ya” pamitnya tiba-tiba. Aku merasa aneh
dengan sikap Sang Hyun. Bukankah seharusnya dia senang kalau Hye Rin datang,
dia jadi punya kesempatan untuk mengobrol dengan pujaannya hatinya kan? Ini
kenapa dia malah pamit? Ahh, Park Sang Hyun bahkan dengan keanehan sikapmu ini
aku masih sangat menyukaimu. Ada yang salah dengan otak dan hatiku sepertinya..
“Siapa tadi? Kau
sudah menemukan pengganti jjak sarang mu ya? Kok ga ceritaa,” Hye Rin yang baru
datang meledekku. Ia pasti tak melihat kalau namja tadi Sang Hyun.
“Minus mu
bertambah ya? Itu kan Sang Hyun,” gerutu ku.
“Jinjja? Kau bertemu
Sang Hyun juga?” Hye Rin tampak kaget mendengar jawabanku. Aku telah
menceritakan pada Hye Rin tentang perasaanku terhadap Sang Hyun, namun aku tak
bercerita kalau Sang Hyun menyukainya. Entahlah, aku terlalu cemburu untuk
menceritakannya. Selain itu aku tidak mau persahabatan kami menjadi longgar,
aku tau pasti sifat Hye Rin. Meskipun bukan kesalahannya, tapi kalau ia tahu
Sang Hyun menyukainya pasti ia akan merasa sangat bersalah.
“Ne, dia bilang
ada urusan dengan temannya disini,”
“ahh..gurae,” Hye
rin menyahut singkat. Selama sepersekian detik tadi aku seperti melihat
ekspresi lega diwajahnya. Namun aku tak mau terlalu memikirkannya.
“Kita jadi pergi?
Kajja,” kutarik tangan Hye Rin untuk mengikutiku menuju parkiran mobilku.
Hye Rin berjanji
menemaniku membeli baju yang akan
kukenakan untuk pertunjukanku malam nanti. Sora eonni memintaku menggantikanya
tampil di sebuah café. Walaupun bukan penyanyi namun aku sangan suka menyanyi,
dan orang-orang bilang suaraku bagus. Karena itu Sora eonni memintaku
menggantikannya menyanyi karena ia harus pulang kampung.
Awalnya tentu
saja aku menolak, aku tidak cukup pede untuk tampil di depan umum. Namun eonni
terus memaksa dan aku jadi tak tega. Setelah kuterima tawarannya, eonni malah
dengan hebohnya mengumumkan pada teman-temanku kalau aku akan manggung akhir pekan
nanti. Dan teman-temanku dengan semangatnya berjanji akan datang untuk
menontonkuT.T
Malam
harinya..
Aku kembali menarik
nafas entah yang keberapa kalinya. Hye Rin yang duduk disebelahku tersenyum
sembari meremas tanganku, berusaha menenangkanku. Aku benar-benar gugup saat
ini. Bangku tempat kami duduk sekarang ini meskipun berada di pojok namun dapat
melihat keseluruh ruangan. Café ini telah separuh penuh, tak heran juga sih
karena memang tempat ini selalu penuh bahkan dihari-hari biasa sekalipun.
Beberapa teman
kampusku tampak melambaikan tangan padaku, beberapa yang lain mengepalkan
tangan mereka sambil membisikkan sesuatu. Dari pergerakan mulut mereka aku
dapat melihat mereka mengucapkan ‘Hwaiting!’. Aku tersenyum berterimakasih.
Mungkin karena
terlalu nervous aku sampai tak melihat ponselku yang berkedip-kedip tanda sms
masuk. Hye Rin yang memberitahu ku kalau ponsel bergetar. Sebenarnya aku malas
membuka isinya, karena pikiranku terlalu fokus pada pertunjukan ku yang akan
dimulai sebentar lagi. Namun akhirnya kuputuskan mengecek isi smsnya. Ternyata
dari Sang Hyun.
Jangan terlalu tegang, tersenyumlah.
Semua pasti akan baik-baik saja dan kau akan memberikan pertunjukan yang luar
biasa malam ini. Kim Eun Sup hwaiting!!^^
Aku tersenyum
membaca sms Sang Hyun. Bagaimana dia bisa tahu bahwa aku sangat gugup. Ternyata
aku tak salah menyukai namja ini, dia begitu perhatian dan baik (ßpencitraan:p).
“Cieehh
senyum-senyum. Dari Sang Hyun ya?” ledek Hye Rin. Aku hanya tersenyum senang
mendengar ledekannya.
Tak berapa lama
kemudian seorang perugas restoran menghampiriku dan memberitahuku bahwa sudah
waktunya aku naik ke atas panggung. Kembali ku ambil nafas dalam-dalam dan
kuhembuskan perlahan.
“Hwaiting Eun
Sup-ah!” dukung Hye Rin.
Aku melangkah
menuju panggung kecil disisi kanan café. Terdengar sorakan dukungan dari
teman-teman kampusku dan pengunjung lainnya.
“Anyeonghaseyo, joneun
Kim Eun Sup imnida. Malam ini saya menggantikan Sora-ssi yang biasa menghibur
para pengunjung sekalian di café ini, kebetulan eonni sedang ada keperluan.
Walaupun suara saya tidak sebagus eonni, semoga dapat menghibur para pengunjung
sekalian. Tolong jangan lempari saya dengan sepatu ya kalau suaranya jelek” aku
berusaha mengurangi rasa gugupku dengan melontarkan candaan kecil. Dan sukurlah
tanggapan dari pengunjung mala mini cukup baik. Mereka hanya tertawa mendengar
candaanku dan mulai bertepuk tangan.
Aku mulai menyanyikan
lagu pertamaku, Voice Message milik boy band B.A.P. Kebetulan aku sedang senang
mendengarkan lagu ini. Pemilik restoran memintaku membawakan 3 lagu untuk malam
ini.
Tanggapan dari
lagu pertama yang kunyanyikan sangat bagus, pengunjung bertepuk tangan dengan
meriah. Terutama teman-temanku tentunya.hehe.
Aku melihat Hye
Rin beranjak dari duduknya dan menuju keluar café ketika aku mulai menyanyikan
lagu terakhirku. Terlihat ia sedang menjawab telepon dari seseorang. Begitu
lagu terakhir habis, aku berterimakasih kepada pengunjung yang telah memberikan
tepuk tangan padaku. Aku menoleh ke bangku ku, dan mendapati bahwa Hye Rin
belum kembali. Karenanya kuputuskan mendekati bangku teman-teman kampusku untuk
berterimakasih pada mereka.
Setelah
berbasa-basi dengan teman-teman kampusku aku memutuskan untuk keluar menyusul
Hye Rink arena ia tak kunjung kembali kedalam. Aku mulai khawatir terjadi sesuatu
padanya.
Begitu keluar café,
dari kejauhan aku melihat Hye Rin tampak seperti mencari-cari seseorang di
halaman parkir café. Aku baru akan memanggil namanya ketika seorang namja yang
kukenal melangkah mendekatinya. Park Sang Hyun, berjalan kearah Hye Rin sambil
membawa sebuket bunga dan seperti kardus pembungkus kue ditangannya. Ia tampak
berpakaian rapi dan tersenyum cerah ketika mendekati Hye Rin.
Seolma,,aku memiliki firasat tidak enak
setelah melihat Sang Hyun diparkiran itu. Dadaku sesak melihat pemandangan
dikejauhan itu. Karenanya kemudian kuputuskan untuk berbalik menuju mobilku
sendiri yang kuparkir disisi lain tempat parker. Tanpa sadar air mata telah
menetes di pipiku.
Kusetir mobilku
keluar parkiran café. Sekilas aku mendengar Hye Rin dan Sang Hyun memanggil
namaku ketika mobilku melewati mereka. Tapi aku tak peduli. Aku hanya ingin
menghilang saat ini.
TBC
0 komentar:
Posting Komentar