Selasa, 09 April 2013

SECOND CONFESSION [2]



Beberapa bulan kemudian..
Setelah pengakuan Sang Hyun beberapa bulan yang lalu itu aku menjadi bingung harus bagaimana. Bodohnya aku yang saat itu berkata akan membantunya mendekati Hye Rin. Kalau saja saat itu aku tidak berkata demikian. Seharusnya aku katakana saja kalau Hye Rin sudah menyukai orang lain. Toh memang begitu kenyataannya, Hye Rin kan memang sedang menyukai teman sejurusannya. Haish, neo jinjja pabo Eun Sup-ah
Sekarang aku jadi merasa repot sendiri. Di satu sisi aku merasa senang karena kini Sang Hyun jadi lebih sering mengajakku jalan dan sering menghubungiku baik itu lewat sms, chatting, bahkan ia jadi sering menelponku. Tapi di sisi lain aku juga sedih karena setiap kali kami jalan bersama atau mengobrol ia pasti menanyakan tentang Hye Rin.
Sejujurnya aku merasa capek dengan ini semua. Aku merasa capek dengan perasaanku yang tak terbalas. Ditambah lagi ia sering curhat kepadaku tentang perasaannya. Sang Hyun selalu bercerita bahwa ia bingung bagaimana mengutarakan perasaannya. Ia juga sering berkata padaku betapa lucu dan menggemaskannya yeoja yang sedang ia taksir itu.
Terkadang aku merasa heran sendiri, bagaimana Sang Hyun bisa berpikir begitu. Padahal Sang Hyun jarang bertemu Hye Rin, jadi dari mana ia tahu kalau tingkah laku Hye Rin lucu dan menggemaskan. Saat kutanyakan ia menjawab kalau terkadang ia membaca twitterku saat sedang ngobrol dengan Hye Rin. Memang sih, aku dan Hye Rin sering berhubungan lewat twitter atau facebook karena kini kami memang jarang sekali bisa bertemu. Meski jarang bertemu, namun Hye Rin tetap asik diajak fangirling dan menggila bersama membahas apapun yang menurut kami menarik untuk dibahas. Dan Sang Hyun bilang percakapan kami yang terkadang nyeleneh itu selalu membuatnya tertawa.

kampus kedokteran
Pandanganku menelusuri seluruh isi taman dari ujung hingga keujung, namun sosok yang kucari tak tampak batang hidungnya. Kemana perginya? Segera kuambil HP dari dalam tas dan ku tekan angka 5, angka favoritnya. Beberapa saat kemudian terdengar nada sambung,
“yoboseyo?”angkat seseorang diseberang
“Hye Rin-ah,,kau dimanaaaa??”jawabku setengah berteriak
“Astaga…kau pikir aku tuli?? tak perlu berteriak, dasar pabo!”semprotnya. Aku hanya tertawa mendengarnya, sahabatku ini memang suka mengomel. Tapi sebenarnya dia sahabat yang baik dan manis. Karena itu Sang Hyun menyukainya kan?
“Kau kemana saja?? Aku sudah mengelilingi kampus dan tak melihatmu sama sekali. Kau sudah berjanji membantuku untuk acara malam ini dan kau malah menghilang seharian. Jahaaaattttt”
“hhahaha..mian. Ada tugas yang harus kuselesaikan, aku masih di perpustakan sekarang. Kau dimana? apa yang harus kubantu?”
“Huh, semuanya sudah kubereskan sendiri. Kau lanjutkan saja tugasmu”
“Omooo..jangan ngambek dongggg,,miannn..kau tahu sendiri bagaimana mematikannya tugas2ku”
“Geotjimal! Sebenarnya kau hanya ingin menghabiskan waktu dengan neo namja kan? Hye Rin-ah..sadarlah dia sudah memiliki yeochin sekarang”
“Aigooo…jinjja aniya!! Sudah ku katakan aku tak ada rasa lagi dengannya. Sudahlah, dimana kau sekarang?”
“Hahaha..araso. Aku ditaman kampusmu. Kau harus sampai disini dalam 5 menit. Kalau tidak, kita putus”
“Aishh..ige yeoja jinjja”
“Haahahaha..ppali!,” dan aku menutup telepon.  Jarak dari perpustakaan ke taman ini cukup jauh, kurasa 10 menit lagi baru ia sampai.
“Ngapain sendirian disini?” suara seorang namja mengagetkanku. Aku menoleh dan mendapati Park Sang Hyun telah duduk disampingku. Dan detak jantung langsung berdebar hanya dengan melihatnya. Sedang apa Sang Hyun disini?
“Aku berjanji bertemu Hye Rin disini. Kau sendiri? Sedang apa disini?” aku bertanya balik.
“Ada urusan dengan temanku,” jawabnya singkat.
“Oh..begitu,” ada sebersit rasa kecewa saat mendengar jawabannya. Aku pikir kini hubungan kami sudah sangat dekat setelah pengakuannya dulu. Tapi mendengar jawaban Sang Hyun yang terkesan menutupi urusannya tadi membuatku sadar, ternyata kami tidak sedekat yang aku kira. Sang Hyun belum sepenuhnya percaya padaku.
“Ahh, kau bisa datang nanti malam? ” tanyaku, setengah mengundang juga maksudnya.kekeke
“Acaramu nanti malam? Sepertinya tidak. Aku ada acara..,”
“Yaahh..kok ga ikut?”
“Mian, aku ada acara dengan dongsaengku”
“Dongsaeng? nam ato yeo?”
“Namdongsaeng, bukan yeo..pastiin aja ada yang rekam. Jadi aku bisa lihat perform mu” Aku hanya mendengus kecewa mendengarnya. Dan ekspresi kecewaku ternyata tercetak jelas diwajahku.
“Ah, sepertinya Hye Rin sudah datang. Aku pergi dulu ya” pamitnya tiba-tiba. Aku merasa aneh dengan sikap Sang Hyun. Bukankah seharusnya dia senang kalau Hye Rin datang, dia jadi punya kesempatan untuk mengobrol dengan pujaannya hatinya kan? Ini kenapa dia malah pamit? Ahh, Park Sang Hyun bahkan dengan keanehan sikapmu ini aku masih sangat menyukaimu. Ada yang salah dengan otak dan hatiku sepertinya..
“Siapa tadi? Kau sudah menemukan pengganti jjak sarang mu ya? Kok ga ceritaa,” Hye Rin yang baru datang meledekku. Ia pasti tak melihat kalau namja tadi Sang Hyun.
“Minus mu bertambah ya? Itu kan Sang Hyun,” gerutu ku.
“Jinjja? Kau bertemu Sang Hyun juga?” Hye Rin tampak kaget mendengar jawabanku. Aku telah menceritakan pada Hye Rin tentang perasaanku terhadap Sang Hyun, namun aku tak bercerita kalau Sang Hyun menyukainya. Entahlah, aku terlalu cemburu untuk menceritakannya. Selain itu aku tidak mau persahabatan kami menjadi longgar, aku tau pasti sifat Hye Rin. Meskipun bukan kesalahannya, tapi kalau ia tahu Sang Hyun menyukainya pasti ia akan merasa sangat bersalah.
“Ne, dia bilang ada urusan dengan temannya disini,”
“ahh..gurae,” Hye rin menyahut singkat. Selama sepersekian detik tadi aku seperti melihat ekspresi lega diwajahnya. Namun aku tak mau terlalu memikirkannya.
“Kita jadi pergi? Kajja,” kutarik tangan Hye Rin untuk mengikutiku menuju parkiran mobilku.
Hye Rin berjanji menemaniku membeli  baju yang akan kukenakan untuk pertunjukanku malam nanti. Sora eonni memintaku menggantikanya tampil di sebuah café. Walaupun bukan penyanyi namun aku sangan suka menyanyi, dan orang-orang bilang suaraku bagus. Karena itu Sora eonni memintaku menggantikannya menyanyi karena ia harus pulang kampung.
Awalnya tentu saja aku menolak, aku tidak cukup pede untuk tampil di depan umum. Namun eonni terus memaksa dan aku jadi tak tega. Setelah kuterima tawarannya, eonni malah dengan hebohnya mengumumkan pada teman-temanku kalau aku akan manggung akhir pekan nanti. Dan teman-temanku dengan semangatnya berjanji akan datang untuk menontonkuT.T

Malam harinya..
Aku kembali menarik nafas entah yang keberapa kalinya. Hye Rin yang duduk disebelahku tersenyum sembari meremas tanganku, berusaha menenangkanku. Aku benar-benar gugup saat ini. Bangku tempat kami duduk sekarang ini meskipun berada di pojok namun dapat melihat keseluruh ruangan. Café ini telah separuh penuh, tak heran juga sih karena memang tempat ini selalu penuh bahkan dihari-hari biasa sekalipun.
Beberapa teman kampusku tampak melambaikan tangan padaku, beberapa yang lain mengepalkan tangan mereka sambil membisikkan sesuatu. Dari pergerakan mulut mereka aku dapat melihat mereka mengucapkan ‘Hwaiting!’. Aku tersenyum berterimakasih.
Mungkin karena terlalu nervous aku sampai tak melihat ponselku yang berkedip-kedip tanda sms masuk. Hye Rin yang memberitahu ku kalau ponsel bergetar. Sebenarnya aku malas membuka isinya, karena pikiranku terlalu fokus pada pertunjukan ku yang akan dimulai sebentar lagi. Namun akhirnya kuputuskan mengecek isi smsnya. Ternyata dari Sang Hyun.
Jangan terlalu tegang, tersenyumlah. Semua pasti akan baik-baik saja dan kau akan memberikan pertunjukan yang luar biasa malam ini. Kim Eun Sup hwaiting!!^^
Aku tersenyum membaca sms Sang Hyun. Bagaimana dia bisa tahu bahwa aku sangat gugup. Ternyata aku tak salah menyukai namja ini, dia begitu perhatian dan baik (ßpencitraan:p).
“Cieehh senyum-senyum. Dari Sang Hyun ya?” ledek Hye Rin. Aku hanya tersenyum senang mendengar ledekannya.
Tak berapa lama kemudian seorang perugas restoran menghampiriku dan memberitahuku bahwa sudah waktunya aku naik ke atas panggung. Kembali ku ambil nafas dalam-dalam dan kuhembuskan perlahan.
“Hwaiting Eun Sup-ah!” dukung Hye Rin.
Aku melangkah menuju panggung kecil disisi kanan café. Terdengar sorakan dukungan dari teman-teman kampusku dan pengunjung lainnya.
“Anyeonghaseyo, joneun Kim Eun Sup imnida. Malam ini saya menggantikan Sora-ssi yang biasa menghibur para pengunjung sekalian di café ini, kebetulan eonni sedang ada keperluan. Walaupun suara saya tidak sebagus eonni, semoga dapat menghibur para pengunjung sekalian. Tolong jangan lempari saya dengan sepatu ya kalau suaranya jelek” aku berusaha mengurangi rasa gugupku dengan melontarkan candaan kecil. Dan sukurlah tanggapan dari pengunjung mala mini cukup baik. Mereka hanya tertawa mendengar candaanku dan mulai bertepuk tangan.
Aku mulai menyanyikan lagu pertamaku, Voice Message milik boy band B.A.P. Kebetulan aku sedang senang mendengarkan lagu ini. Pemilik restoran memintaku membawakan 3 lagu untuk malam ini.
Tanggapan dari lagu pertama yang kunyanyikan sangat bagus, pengunjung bertepuk tangan dengan meriah. Terutama teman-temanku tentunya.hehe.
Aku melihat Hye Rin beranjak dari duduknya dan menuju keluar café ketika aku mulai menyanyikan lagu terakhirku. Terlihat ia sedang menjawab telepon dari seseorang. Begitu lagu terakhir habis, aku berterimakasih kepada pengunjung yang telah memberikan tepuk tangan padaku. Aku menoleh ke bangku ku, dan mendapati bahwa Hye Rin belum kembali. Karenanya kuputuskan mendekati bangku teman-teman kampusku untuk  berterimakasih pada mereka.
Setelah berbasa-basi dengan teman-teman kampusku aku memutuskan untuk keluar menyusul Hye Rink arena ia tak kunjung kembali kedalam. Aku mulai khawatir terjadi sesuatu padanya.
Begitu keluar café, dari kejauhan aku melihat Hye Rin tampak seperti mencari-cari seseorang di halaman parkir café. Aku baru akan memanggil namanya ketika seorang namja yang kukenal melangkah mendekatinya. Park Sang Hyun, berjalan kearah Hye Rin sambil membawa sebuket bunga dan seperti kardus pembungkus kue ditangannya. Ia tampak berpakaian rapi dan tersenyum cerah ketika mendekati Hye Rin.
Seolma,,aku memiliki firasat tidak enak setelah melihat Sang Hyun diparkiran itu. Dadaku sesak melihat pemandangan dikejauhan itu. Karenanya kemudian kuputuskan untuk berbalik menuju mobilku sendiri yang kuparkir disisi lain tempat parker. Tanpa sadar air mata telah menetes di pipiku.
Kusetir mobilku keluar parkiran café. Sekilas aku mendengar Hye Rin dan Sang Hyun memanggil namaku ketika mobilku melewati mereka. Tapi aku tak peduli. Aku hanya ingin menghilang saat ini.

TBC

0 komentar:

Posting Komentar