Sabtu, 06 April 2013

Once, Youre My Caffeine [2]

2 minggu kemudian
-Bang Yong Guk POV-

Aku berusaha memusatkan konsentrasiku pada dokumen-dokumen di depanku, tapi kejadian dua minggu yang lalu terus-menerus berputar dikepalaku. Yeora menyukai Woo Bin. Pengakuan Yeora dua minggu lalu itu terus menerus membayangiku. Meskipun aku yakin Yeora masih menyukaiku, namun aku juga yakin bahwa dia benar-benar mulai menyukai Woo Bin. Yeoja itu bukan tipe orang yang akan mengatakan suatu kebohongan hanya untuk membuatku cemburu. Dari matanya aku juga tahu bahwa dia tidak berbohong. Dan fakta bahwa Woo Bin sebenarnya pernah menyukainya membuatku semakin resah.

Aku mengambil handphoneku dan menekan angka 2, speed dial untuk Woo Bin.
"Neo eodiya? Uri manna kajja,"

-Kim Woo Bin POV-
Aku memasuki Mango Six setelah memarkirkan mobilku. Seseorang diujung terlihat melambaikan tangannya begitu aku memasuki cafe, Bang Yong Guk tampak duduk santai disana. Tumben sekali dia mengajakku ketemuan disiang hari. Sebenarnya sekarang belum memasuki jam istirahat, untuk seorang workaholic seperti dia tentunya aku merasa aneh karena dia mengajakku bertemu di jam kerja.
"Neo wasseo? Waeniliya? Tumben sekali kau mengajakku bertemu di jam kerja..something happened?," tanyaku khawatir.
"Aniya, anja,"
Aku menarik kursi dihadapannya dan seorang pelayan mendatangiku untuk menanyakan apa yang ingin ku pesan, "satu cangkir espresso" aku menyebutkan pesananku. Dan pelayan itu berlalu setelah mencatat pesananku.

"Wae gurae?," kembali aku menanyakan maksud Yong Guk mengajak ku bertemu.
"Aku dengar kau putus dengan Mi Rae-ssi?"
"Boya..kau mengajakku bertemu hanya untuk menanyakan hal ini?"
"Jadi benar kalian sudah putus? kenapa tak memberi tahuku?"
"Kupikir kau sibuk dengan pertunanganmu, kau juga lupa memberitahuku tentang pertunanganmu kan? Kau tahu betapa terkejutnya aku saat mendengarnya dari eomma?"
"Kenapa kau memutuskannya?"
"Neo wae gurae jinjja? Tak biasanya kau peduli terhadap kisah cintaku,"
"Kenapa kau putus dengan Mi Rae-ssi? Karena Yeora?!" Yong Guk tampak mulai emosi.
"Kenapa tiba-tiba menyebut Yeora? Masalahku sama sekali tak ada kaitannya dengan Yeora," jawabku tegas.
"Kau masih menyukainya? Karena itu kau memutuskan Mi Rae-ssi?"
"Neo jinjja waire?"
"Geunyang daeddabe!!"

Aku benar-benar tak mengerti, dari mana Bang Yong Guk bisa berpikir seperti itu. Aku memang pernah menyukai Yeora, tapi itu dulu. Saat ia belum menjadi pacar Yong Guk. Dan seharusnya dia tahu bahwa aku telah melupakan perasaanku pada yeoja itu demi dirinya dan demi persahabatan kami.

"Bisa-bisanya kau menuduhku seperti itu? omong kosong macam apa yang sedang kau bicarakan?" aku berusaha menahan amarahku karena tuduhan itu.
"Lalu apa alasannya?"
"Mi Rae yang memutuskanku. Dia memilih untuk bertunangan dengan orang yang lebih kaya dariku demi masa depannya. Sama seperti apa yang kau lakukan pada Yeora," jawabku sinis.

Yong Guk hanya terdiam mendengar jawabanku. Aku dapat melihat sedikit perasaan menyesal dari ekspresinya. Tapi aku tahu dia tak akan minta maaf padaku karena tuduhannya tadi. Harga dirinya terlalu tinggi untuk membuatnya melakukan itu.

-Bang Yong guk POV-

Aku tak tahu harus berkata apa setelah mendengar jawaban Woo Bin. Sebenarnya aku menyesal telah menuduhnya tadi, tapi entahlah aku justru merasa lega mendengar jawaban itu. Aku benar-benar berharap agar Woo Bin tetap menepati janjinya dulu, dia akan membuang perasaan sukanya pada Yeora.



-Kim Yeora POV-
Sayup-sayup aku mendengar suara seseorang menekan kombinasi kunci pintu apartemenku. Pasti Kim Woo Bin. Dengan malas aku beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar.
"Ya Kim Woo Bin! Kau terlambat, kalau kau tak membawa apapun sebagai permintaan.." aku tak menyelesaikan kalimatku karena bukan Woo Bin yang kulihat memasuki apartemenku.
"Bwoya? Woo Bin akan kemari?" Bang Yong Guk melangkah melewatiku dan dengan santainya telah duduk di sofa.
"Mau apa kau kemari?"
"Bertemu denganmu dan melanjutkan pembicaraan kita dua minggu yang lalu"
"Aku pikir sudah tidak ada lagi yang harus kita bicarakan. Aku sudah melepaskanmu, aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi. Jadi aku harap kau juga berhenti menemuiku"
"Duduklah, setidaknya kita bicarakan hal ini baik-baik"
"Wae? kau masih mengkhawatirkan imagemu?" aku bertanya sinis. Yong Guk terdiam sebentar sambil menatapku. Kemudian ia bangkit dan meraih tanganku, membimbingku untuk duduk di sofa.

"Itu bukan cinta, kau hanya terbuai perhatiannya. Woo Bin selalu baik terhadap semua wanita, neo do alji," Yong Guk mengatakannya sambil menatapku serius. Entah ini hanya ilusi ku atau kenyataan, aku melihat kesedihan dimatanya. Untuk sepersekian detik aku luluh akan tatapannya itu. 
"Bukan urusanmu," jawabku dingin.
"Neol saranghae Kim Yeora.." ujar Yong Guk lirih
"Neohantae wae ironeunde Bang Yong Guk?"
Yong Guk tak menjawab pertanyaanku.
Dia hanya menciumku..


TBC





0 komentar:

Posting Komentar